Jumat, 26 Oktober 2012

Pasar Berkembang Dari Sebuah Ide





Masih ingat kisah dramatis dari Digital Research yang menolak tawaran dari IBM untuk membuat sistem operasi untuk IBM PC? Saat itu, mereka menggangap bahwa tawaran dari IBM tersebut kurang menguntungkan. Sehingga akhirnya kesempatan emas ini diambil alih oleh Microsoft dengan visi yang luas, bahwa setiap rumah harus memiliki PC. Dan faktanya sekarang, siapa yang tidak kenal dengan sistem operasi Windows keluaran perusahaan yang didirikan oleh Bill Gates ini? Sedangkan Digital Research sendiri tidak ada yang tahu keberadaannya!
Sekarang mari kita melihat apa yang terjadi di Indonesia pada saat yang sama dengan awal kemajuan Microsoft.


Jujur saja, seandainya Anda hidup sebelum pasar minuman teh dalam kemasan seramai saat ini, maka Anda akan berpikiran sama dengan kebanyakan orang pada saa itu : “Mana mungkin laku, teh kan bisa beli di warung dan bikin sendiri?!”
Tetapi, seorang pak Sosro kemudian memberanikan diri untuk memutuskan memulai bisnis dalam bidang minuman teh yang dikemas dalam botol. Dan faktanya sekarang, sesuai dengan tagline-nya : di mana pun, kapan pun dan apapun makanannya di seluruh Indonesia, orang tahu dan ikut meminum Teh Botol “Sosro”!

Bahkan, saat ini sudah banyak pemain yang mencoba mencari keuntungan dalam bisnis ini. Lihat saja aneka ragam produk teh dalam kemasan yang ada di pasar. Sudah tumpah ruah!


Pertanyaannya :
Apakah orang lain sewaktu dulu melecehkan pak Sosro membangun bisnis teh dalam kemasan menyangka pasarnya akan semenarik ini?
Saya rasa : TIDAK!


Baru-baru ini juga ramai dibicarakan sosok Rangga Umara yang merupakan seorang pengusaha muda pendiri Pecel Lele “Lela”. Yaitu sebuah rumah makan franchise yang khusus menyajikan berbagai macam menu dengan bahan dasar lele. Dia berhasil mengubah image makanan pinggir jalan, pecel lele, menjadi makanan restoran!
Mungkin Anda yang membaca bagian ini berpendapat bahwa nama Pecel Lele “Lela” belum bisa disandingkan dengan nama besar Teh Botol “Sosro”, tetapi intinya sama saja : mereka memulai dari sesuatu  yang “disepelekan” oleh orang lain. Sosro dengan “teh” nya dan Rangga dengan “lele” nya!
Oleh karena itu, Anda harus menilainya ide secara objektif dan dengan visi yang besar. Jangan terburu-buru menganggapnya “sepele”!
Bagaimana caranya?

Mulailah untuk membentuk suatu “Komite Ide” yang anggotanya terdiri dari beberapa teman dekat atau bagian-bagian dalam bisnis Anda. Mereka harus termasuk orang yang berfikir kritis dan kreatif!
Kemudian kumpulkan ide dari semua anggota dan kelompok ke dalam tiga jenis, yaitu ide buruk, ide baik dan ide super! Ide buruk adalah termasuk ide yang hanya sekedar mencontek atau mengikuti trend semata. Sedangkan, ide baik bisa merupakan ide yang dibangun atas pertimbangan ekonomi, sosial, teknologi, lingkungan atau politik yang sedang dan akan berkembang. Dan ide super adalah ide yang kreatif, inovatif dan solutif!

Ide-ide yang tampaknya super kemudian diserahkan pada anggota komite untuk dikaji dan kemudian minta mereka untuk segera melaporkan hasil kajiannya. Apabila laporannya positif, maka segerakan untuk mengembangkannya! (DZR)



Sumber : http://www.marketing.co.id/blog/2012/09/13/pasar-ide/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar