Kamis, 14 November 2013

Manager ; INOVASI ; Inovasi harus Mengikuti Trend Perkembangan Ekonomi


Ekonomi dunia secara cepat akan mengalami reorientasi menuju kelas menengah berkembang di wilayah Timur dan Selatan. Dan, para inovator sosial akan mengikuti, membantu menggerakkan konsumen, dan kekuatan warga untuk menciptakan perubahan.

Dampak utama dari krisis keuangan sekarang ini adalah bahwa pasar global distir oleh ekonomi dunia berkembang. Sementara, perekonomian AS dan Eropa masih memasuki periode stagnan yang panjang, keuangan yang tidak stabil, maupun peningkatan utang. Tungku ekonomi  global sekarang ini ada di wilayah industrialisasi di Timur dan Selatan, seperti China, Brazil, Mexico, India, dan Nigeria.

Fakta di atas juga bisa diterjemahkan bahwa lokus inovasi secara sosial, ekonomi, bahkan budaya, telah mengalami pergeseran. Pergeseran ini menuntut perubahan strategi, skala prioritas, dan sebagainya. Khusus untuk para inovator, ada tiga taktik yang layak diperhatikan: fokus pada kelas menengah baru di negara berkembang, melibatkan mereka dengan teknologi, dan membangun gerakan sosial baru secara global.

1. Fokus pada kelas menengah baru

Peran kelas menengah dalam sejarah ekonomi dunia memang tak disangkal. Lihat saja di Eropa pada abad ke-19, di Amerika pada abad ke-20, dan di China pada abad ke-21. Jumlah kelas menengah di negara berkembang meningkat meskipun hanya sedikit yang memahami pergeseran ini. Di India, misalnya, dalam kurun waktu lima tahun mendatang, kelas menengahnya akan lebih besar daripada kelas menengah Amerika Serikat, lebih dari 250 juta. Tidak lebih dari sepuluh tahun lagi, miliaran kelas menengah di negara-negara industri akan kalah jumlahnya dengan kelas menengah di negara-negara berkembang. Pernyataan ini datang berdasar penelitian yang dilakukan McKinsey.

Bila dilihat dari usia rata-rata, Amerika memiliki usia menengah 37, sedangkan Nigeria 19 tahun. Sebagai kebutuhan untuk mempercepat inovasi, negara dengan pertumbuhan tenaga kerja lebih cepat dan lebih muda telah terbukti lebih dinamis dan mahir melakukan perubahan. Sementara itu, pengaruh dari Nollywood sedang terjadi di Timur Tengah, Amerika Latin, dan pulau-pulau terjauh Karibia. Kelas menengah dari negara-negara ini akan memengaruhi kekuatan kultural lintas dunia sama di saat budaya Amerika membentuk globalisasi di akhir dekade di abad 20.

Secara khusus, dampak dari percepatan pertumbuhan kelas menengah ini adalah akselerasi inovasi. Semua orang tentunya paham bahwa planet ini tidak bisa menanggung empat miliar tambahan penduduk bila masih meniru pola konsumsi dan produksi selama ini di Barat. Sekarang ini, banyak energi inovatif yang dihabiskan untuk mengkonsumsi banyak hal yang tidak dibutuhkan. Sebab itu, skala prioritas menjadi penting.

2. Investasi pada teknologi yang memperkuat individu

Tahun lalu dibuka dengan demonstrasi besar-besar di Lapangan Tahrir dan gerakan Musim Semi Arab yang mana TIME akhirnya menobatkan para demonstran sebagai Person of the Year. Sementara itu, di jalan-jalan kota Moscow berlangsung protes antipemerinta sejak keruntuhan komunisme. Hal yang sama juga terjadi Athena, London, New York, dan sebagainya.

Dan, apa hubungannya gerakan itu dengan kelas menengah? Kelas menengah telah ditengarai mengambil peran dalam perubahan tersebut. Gerakan global yang di Barat tampak lebih gagal, seperti gerakan terkait perubahan iklim, pembaruan energi, maupun modernisasi sistem edukasi, di wilayah Selatan justru berkembang dengan penuh inovasi. Kelas menengah berperan di sini yang mana didukung dengan perkembangan teknologi yang ada sehingga terjadi pemberdayaan. Misalnya, gerakan M-PSEA, sebuah sistem pembayaran mobile, kini telah memiliki sekitar sembilan juta pengguna di Kenya yang memberikan mereka akses mengamankan pertukaran modal mereka.

3. Membuat gerakan sosial baru secara global

Banyak inovasi sosial di masa lalu telah menciptakan profit dari produk-produk premium di pasar berkembang dan menyalurkan sebagian porsinya ke negara berkembang. Model branded charity semacam ini akan tergantikan oleh inovasi yang lebih memperhatikan kekuatan pilihan individu secara lebih langsung. Kekuatan konsumen ini akan menuntut sesuatu yang lebih demi kelangsungan hidup yang lebih baik. Mungkin akan ada gerakan yang menekan praktik-praktik bisnis yang tidak memperhatikan kondisi sosial dan lingkungan. Termasuk gerakan menekan pemerintah. Apa pun bentuknya, ini akan tampak sebagai gerakan baru yang disebut dengahn "movement entrepreneurs" yang menggunakan platform mobile dan Internet untuk mengorganisasir tindakannya.

Kita  masih berada di era di mana gerakan sosial masih diorganisasir secara lokal per negara. Tapi, ini sedang mengalami perubahan dan ditandai dengan gerakan LGBT global berhasil menciptakan komunitas yang terdiri dari satu juta anggota dalam waktu kurang dari 12 bulan. Sekarang, kita memasuki era pembentukan gerakan global yang baru. Di saat yang sama, gerakan global konsumen dan warga akan menciptakan kekuatan untuk menandingin kekuatan bisnis global.

Ekspansi kelas menengah baru secara global, tuntutan akan teknologi yang memberdayakan individu dan munculnya gerakan sosial baru dengan identitas global menjadi tiga faktor untuk mendefinisikan ulang masa depan inovasi sosial. Kekuatan ekonomi dan kultural akan bergeser dari Utara ke Selatan, dari korporat ke konsumen, dari pemerintah ke warga negara.

Ini saatnya bagi para entrepreneur dan inovator di segala lini memanfaatkan momentum ini dan membentuk revolusi baru!

Manager ; INOVASI ; Tips Jadilah seorang pemimpin yang Kreatif dan Inovatif


Berikut ada beberapa tips yang mungkin berguna jika anda seorang pemimpi+n :

  • Catat, usahakan selalu mencatat, shingga memudahkan kita mengingat lagi apa yang sudah kita kerjakan dan apa yang belum, baik itu ide maupun pencapaian yang sudah kita dapat.

  • Proses, semua usaha yang kita rintis selalu mengalami proses (kegagalan/kesuksesan) jadi kerjakanlah dari yang paling mudah dulu, sehingga apa yang kita kerjakan ada hasilnya walaupun masih berupa draft / prototype, sehingga bisa memberikan motivasi lebih untuk mengerjakan yang lebih besar lagi.

  • Fokus, selalu fokus dengan apa yang kita kerjakan

  • Kreatif dan Inovasi, selalu belajar untuk menemukan hal2 baru yang mendukung dengan usaha / bisnis yang sedang di lakuni.

  • Social Interaksi, sosial disini baik itu yang berupa online (Facebook / Twitter) maupun yang berupa offline, yang bergabung dengan komunitas, sehingga bisa saling bertukar informasi dan menambah pengalaman.

  • Spiritual, doa dan ibadah menjadi bagian dari kunci sukses, untuk berinteraksi dengan sang pencipta.

Demikianlah beberapa tips yang sudah saya kerjakan walalupun saya belum 100% sukses tapi dengan tips di atas memberikan pikiran positif untuk apa yang saya kerjakan.

Manager ; INOVASI ; Inovasi Bisnis Harus Disertai Inovasi Sosial


Sudah menjadi rahasia umum hukum bisnis adalah maksimalisasi modal. Namun, hukum populer di kalangan bisnis ini sudah banyak dikritisi. Alasannya, seringkali kemajuan bisnis tak diimbangi dengan kemajuan sosial. Apalagi kesadaran mutakhir mengatakan bisnis yang tak bisa berperan pada kemajuan sosial justru terancam keberlangsungannya.

"Bisnis itu mencari profit. Tapi, tidak cukup hanya mengejar profit. Bisnis harus memperhatikan aspek-aspek sosial. Sebab itu, inovasi bisnis harus diimbangi dengan inovasi sosial," kata Muhammad Thorig Helmi, Direktur Program Dompet Dhuafa dalam diskusi panel Konferensi Internasional CSR Ke-4, di Balai Kartini, Rabu (13/03/2013).

B mengatakan inovasi bisnis dan sosial harus berimbang karena kalau hanya inovasi bisnis akan muncul persoalan-persoalan di lingkungan sosial. "Inovasi bisnis cenderung memaksimalkan profit. Inovasi sosial lebih mengacu pada pemberdayaan masyarakat, khususnya mereka yang tak maksimal mengakses hak-haknya," kata Thorig.

Selain itu, sambung Thorig, inovasi bisnis berpotensi membunuh industri mikro. Hal ini terbukti dengan banyak kasus di pasar. Sementara itu, inovasi sosial berorientasi pada pengembangan industri mikro.  "Inovasi bisnis menciptakan produk dan jasa. Inovasi sosial menciptakan nilai-nilai. Tugas perusahaan adalah mempertemukan keduanya," kata Thorig.

Sebab itu,  Thorig menegaskan CSR tidak dipahami secara sempit dengan kegiatan donasi, undang wartawan, difoto, dan masuk media. "Inovasi bisnis mengacu pada konsumen. Inovasi sosial mengacu pada pembangunan komunitas sosial. Keduanya jadi syarat perusahaan bisa berkesinambungan," pungkas Thorig

Manager ; INOVASI ; Harga Sebuah Inovasi


Kebutuhan terhadap inovasi telah menjadi sebuah keniscayaan dalam dunia bisnis. Melalui inovasi, efisiensi dan efektifitas perusahaan dapat ditingkatkan sehingga mendongkrak profitabilitas organisasi. Salah satu aspek dalam perusahaan yang harus didukung oleh inovasi terus menerus adalah produk yang dihasilkan. Bagaimanakah penerapan inovasi yang baik dalam perusahaan? Berikut wawancara eksklusif Marketeers dengan Tikno Sutisna, Direktur Utama PT. Inti.

“Banyak pakar mengatakan bahwa invention bukan ada apa-apanya tanpa adanya inovasi, apa maksudnya?”

“Saya melihat, dari definisinya saja inovasi adalah bagaimana membawa ide-ide itu bernilai ekonomis di pasar. Jadi inovasi itu bukan hanya menciptakan sebuah produk, tapi bisa mengelola produk tersebut agar bernilai ekonomis di pasar.”

“Seperti apa anda melihat trend inovasi yang ada saat ini?”

“Sebenarnya sebuah negara itu memiliki corak kreatifitas yang khas. Masing-masing kreatifitas terkait dengan kultur yang ada, baik budaya individu, keluarga, ataupun bangsa. Kemudian, yang penting juga adalah bagaimana penghargaan terhadap inovasi itu diberikan. Karena untuk menjadikan inovasi itu budaya di negeri ini, penghargaan terhadap inovasi harus diberikan. Dengan demikian, inovasi dapat tumbuh subur dan menjadi budaya.”

“Bagaimanakah perusahaan seharusnya menerapkan budaya inovasi?”

“Inovasi ini tidak terlepas dengan bagaimana kita membangun budaya perusahaan. Kalau dari luar kita kenal dengan entrepreneurship, sedangkan dari dalam perusahaan kita kenal dengan intrapreneurship. Salah satu tugas manajemen itu dalam bahasa saya adalah how to create high performance climate. Jadi kita harus bisa menciptakan climate agar budaya inovasi itu tumbuh. Kemudian, harus dibuat sebuah aturan bahwa orang yang memiliki inovasi itu dihargai, baik career path maupun career plan-nya. Jadi kita tidak bisa menginginkan inovasi itu jadi budaya jika tidak ada penghargaan terhadap inovasi, dan ini harus masuk dalam aturan formal.”

“Seperti apa hubungan inovasi dengan added value?”

“Menurut saya, kedua hal tersebut sangat berhubungan. Hanya saja, nilai tambah itu tidak terjadi hanya dalam proses produksi. Dengan menciptakan produk baru, kita baru memiliki potensi nilai tambah. Justru nilai tambah riil itu baru terjadi ketika ada transaksi. Namun added value itu memang memiliki hubungan dengan inovasi, baik dalam produk, proses produksi, ataupun sistem. Salah satu strategi yang kami canangkan adalah operational excellence. Tapi karena kita adalah engineering company, maka tugasnya adalah bagaimana operational excellence itu didukung dengan kemampuan engineering.”

“Apa yang akan dilakukan PT. Inti menghadapi 2013?”

“Banyak hal yang akan kami lakukan tahun depan. Dari sisi profiling company misalnya, kami memiliki tiga pilar strategi, yaitu operational excellence, budaya perusahaan yang termuat dalam kata INTI, dan kemampuan engineering perusahaan. INTI memiliki makna integrity, networking, trust and teamwork, serta innovation. Ke depan saya mengharapkan PT. Inti itu SIP, yaitu smart, innovative, dan productive. Hal ini tentu tidak mudah dan tantangannya banyak. Visi PT. Inti ke depan adalah memenuhi kebutuhan masyarakat digital masa depan dan pasar yang semakin membutuhkan resource efficiency.

Manager ; INOVASI ; Inovasi Bisnis dan Strategi Bertumbuh ala Mohan Sahwney


Dengan peluang-peluang pertumbuhan di pasar berkembang seperti Indonesia, perusahaan-perusahaan memiliki urgensi untuk bertumbuh. Perusahaan yang baik akan terus melakukan inovasi untuk mendongkrak pertumbuhan tersebut dan meningkatkan tingkat kepemimpinan di pasar.

Secara khusus, dalam konteks dunia yang lebih terhubung, sebuah jalan yang masuk akal adalah dengan melakukan integrasi strategi pemasaran dan teknologi—khususnya untuk menemukan cara baru untuk menciptakan produk dan layanan kepada pelanggan.

Hari ini, profesor sekaligus Guru pemasaran dari Kellog Mohan Sawhney berbagaiinsights terkait dengan prinsip-prinsip yang sudah diakui secara global untuk membantu perusahaan melakukan inovasi dan bertumbuh. Senin kemarin, 2 Juli 2012, Profesor Mohan Sawhney lebih dahulu berbagi insights-nya di Kuala Lumpur didampingi pakar pemasaran dunia sekaligus CEO dan Pendiri MarkPlus, Inc Hermawan Kartajaya.

Dalam seminarnya, Mohan Sawhney memaparkan tujuh mitos tentang inovasi. Mohan mengatakan inovasi itu bukan penemuan. Juga inovasi bukanlah sekadar Research & Development serta produk anyar. Inovasi juga bukan sebuah departemen, bukan proses meninggalkan masa lalu, bukan sekadar ide-ide baru, bukan juga membawa sesuatu yang baru—sebagai yang ada (poduk) atau kegunaan (use). “Innovation is the successful introduction into an applied situation of means or ends that are new to that situation. Innovation is invention + application,” kata Mohan.

Mohan juga memaparkan 12 inovasi yang harus dijalankan agar bisa mengalami kemajuan, seperti inovasi produk, platform, solusi, customer, komunikasi, interaksi, ekosistem, inovasi kanal, supply chain, proses, nilai, dan manajemen.

Selain itu, Mohan juga mengungkap proses kunci pemasaran untuk berinovasi dan mendorong pertumbuhan bisnisnya. Mohan juga memaparkan proses evolusi pemahaman akan pemasaran, dari pemahaman tradisional yang sekadar promosi dan berjualan sampai pemahaman mutakhir sebagai salah satu kegiatan untuk berbagi nilai.

Dengan mengambil studi kasus Tata Nano di India, Casas Bahia di Brazil, dan negara-negara berkembang, Mohan Sawhney mengulas tantangan-tantangan pemasaran  di negara tersebut.

Dan, menghadapi dunia yang serba terhubung— lantaran kehadiran Internet, media sosial, dan media digital lainnya—Mohan Sawhney menandaskan perusahaan harus bisa melakukan kolaborasi dan engagement. Pelanggan di era sekarang, kata Mohan, menjangkau merek dengan percakapan sosial. Selain itu, keterbukaan, transparansi, dan kejujuran menjadi  nilai yang harus dihidupi bisnis di era sekarang. “Kolaborasi dan engagement menjadi dua kata kunci untuk bisnis sekarang ini,” tandas Mohan Sawhney.

Konsekuensi Mengganti Ban Mobil dengan Ukuran Non-Standar




Penggantian ukuran velg (roda) mobil ada plus dan minusnya. Pengubahan sidewall (profil atau dinding ban) sebesar satu ukura dengan ukuran telapak, velg, dan ketinggian suspensi tetap, dapat memberikan konsekuensi sebagai berikut :

Celah Tanah. Penggunaan profil ban lebih tinggi dapat meningkatkan ground clearance. Misalnya ukuran 215/55 R17 menjadi ukuran 215/60 R17 secara matematis akan menambah ground clearance sebesar 1,075 cm. Hal ini tentu berguna bagi mobil dengan ground clearance rendah agar tidak mengalami hambatan pada saat melewati polisi tidur (bump) dan jalan berlubang.

Sedangkan penggunaan profil ban yang lebih rendah dapat menurunkan ground clearance. Misalnya ban 215/55 R17 menjadi ukuran 215/50 R17 secara matematis akan menurunkan ground clearance sebesar 1,075 cm. Mobil dengan ground clearance rendah, akan meningkatkan risiko terbenturnya kolong mobil pada saat melewati permukaan jalan yang tidak rata.

Stabilitas. Penggunaan profil ban yang lebih tinggi dapat menambah efek body roll sehingga pada akhirnya akan mengurangi stabilitas pengendaraan. Hal ini disebabkan karena semakin tinggi ukuran dinding ban, maka risiko dinding ban terlipat pada saat mobil berpindah jalur atau melewati tikungan menjadi lebih besar.

Akselerasi. Penggunaan profil ban yang lebih tinggi akan menambah diameter dan bobot ban secara keseluruhan sehingga diperlukan output yang lebih besar dari mesin untuk menggerakkan ban. Konsekuensinya adalah kemampuan mobil untuk berakselerasi akan menurun (tarikan menjadi lebih berat), bahkan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bakal lebih boros.

Pengereman. Penggunaan profil ban yang lebih tinggi menambah diameter dan bobot ban secara keseluruhan sehingga momentum (massa x kecepatan sudut) ban yang harus diatasi oleh sistim rem menjadi bertambah. Dengan demikian, efektivitas pengereman menjadi menurun sehingga jarak dan waktu pengereman yang dibutuhkan menjadi lebih panjang.

Radius Putar Minimum. Penggunaan profil ban lebih tinggi mengakibatkan panjang diameter ban menjadi bertambah sehingga secara empiris dapat dirasakan bahwa radius putar minimum mobil menjadi berkurang, dan mobil menjadi lebih sulit untuk berbelok atau melakukan u-turn.
Setelah mengetahui tentang berbagai konsekuensi yang timbul dari perubahan ukuran ban mobil, maka kiranya keputusan untuk melakukan penggantian atau modifikasi atas ban tersebut dapat melewati pertimbangan bijak, yang disesuaikan dengan kebutuhan, anggaran, dan ketersediaan ban yang dijual di pasaran, serta dengan menempatkan faktor keselamatan sebagai hal utama dan terutama. Have A Safety Driving

Manager ; INOVASI ; Bila Inovasi Bukan Sekadar Produk Baru


Ada pendapat bahwa inovasi adalah jantung bagi perusahaan. Kalau perusahaan berhenti berinovasi, perusahaan itu diprediksi bakal mati. Inovasi yang kontinu menunjukkan perusahaan itu dinamis, tanggap pada perubahan zaman, dan senantiasa menjawab apa yang menjadi kebutuhan masyarakat kontemporer yang senantiasa berubah.

Tapi, ada pandangan salah kaprah yang menyempitkan inovasi dengan munculnya produk-produk baru. Banyak perusahaan hanya memfokuskan diri pada inovasi produk. Padahal, inovasi juga bisa dilakukan di area lain, selain produk.

Vijay Govindarajan, profesor International Business di Tuck School of Business di Dartmouth dan kolumnis Harvard Business Review, dalam tulisannya menegaskan bahwa inovasi bukanlah sesempit inovasi produk. Govindarajan memberi contoh Mircrosoft. Pada tahun 2010, misalnya, Mircrosoft sebagai salah satu perusahaan terinovatif dalam hal produk selama dua dekade terakhir ini, meluncurkan sebuah telepon sosial yang dinamakan dengan Kin. Tapi, inovasi produk ini terasa sebagai bencana bagi Mircosoft. Selama enam minggu sejak peluncuran, grup produk seluruhnya ditutup.

Govindarajan menilai sebagian besar organisasi berfokus pada pembangunan jangka pendek dengan inovasi produknya. Sementara, sebagian besar produk memiliki keunggulan kompetitif yang sedikit dan tidak pernah menghasilkan keuntungan. Banyak perusahaan inovasi produknya justru sering terlalu cepat ditiru dalam kompetisi dan hal ini meniadakan keuntungan di jangka panjang.  Hasilnya, sambung Govindarajan,  investasi besar dalam pengembangan produk tidak sebanding dengan pengembalian dalam bentuk keuntungan.

Sebab itu, Govindarajan menegaskan inovasi produk saja tidak cukup. Untuk meraih pertumbuhan yang berkelanjutan, perusahaan harus bisa mengintegrasikan secara lebih baik inovasi produk dengan model bisnis, proses, dan inovasi servis.

Transformasi perusahaan di atas membutuhkan proses khusus untuk memelihara dan menjual ide-ide yang berharga. Tipe komitmen berinovasi ini memerlukan cara pandang dualistik, yakni kemampuan perusahaan memberikan hasil jangka pendek dan menyiapkan strategi keberlanjutan jangka panjang.

Halangan dan Risiko
Berdasarkan karya Govindarajan dalam Global 2000, ada lima halangan bagi perusahaan dalam mencapai cara pandang dualistik tersebut.  Pertama, tidak adanya pola pikir untuk menangkap dan mengelola ide-ide besar. Sony memiliki ide dan kompetensi untuk membangun produk setara iPod. Tapi, ini tak tereksekusi dengan baik karena ada konflik internal.

Kedua, kurangnya efektifnya penempatan sumberdaya yang tersedia untuk investasi dalam inovasi. Banyak organisasi bersaing dengan dana yang sama dan banyaknya sumber daya. Tapi, proses bisnis  menjadi tidak efisien dan boros karena tidak tepatnya menempatkan sumber-sumber daya itu pada saluran yang efektif.

Ketiga, aset modal manusia yang kurang dimanfaatkan secara optimal dan kreatif. Ketika perusahaan menjadi besar, jamak terjadi proses yang lamban, khususnya dalam menangkap perubahan. Hal ini menyebabkan kurangnya rasa kemendesakan (sense of urgency) dalam perusahaan tersebut. Hal ini juga memengaruhi semangat inovasi untuk menjajal hal-hal baru.

Keempat, tidak fokusnya jalur pengantaran produk pada pasar yang potensial. 

Kelima, ortodoksi organisasi yang berpegang kuat pada masa lalu dan keraguan dalam pengambilan risiko di masa kini. Banyak perusahaan terjebak pada “glorifyng the past” alias memuja keberhasilannya di masa, Tapi, ketika zaman berubah, perusahaan itu justru kesulitan untuk melakukan inovasi untuk hal-hal baru.