Minggu, 19 Januari 2014

Manager ; Tips RE-START untuk Rumah Sakit Swasta di era JKN - BPJS


Menjelang implementasi Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) di bidang kesehatan (selanjutnya disebut Sistem Jaminan Kesehatan Nasional – SJKN), rumah sakit dan penyelenggara pelayanan kesehatan (PPK) lainnya mau tidak mau harus menyiapkan diri. Memang tampak sedikit dipaksa, tapi barangkali memang cara seperti ini lebih efektif bagi peningkatan pelayanan kesehatan dan efisiensi pengelolaan rumah sakit.


Sesungguhnya kesempatan ini menjadi momentum yang tepat merekayasa ulang apa-apa yang sudah dilakukan rumah sakit. Pengelolaan rumah sakit tidak boleh lagi dilakukan secara parsial, berorientasi jangka pendek. Banyaknya tuntutan perubahan pada rumah sakit harus direspon dengan cara cerdas, bukan bekerja keras berulang kali. Keharusan untuk memenuhi standar akreditasi (nasional dan/atau internasional), standar ISO, standar pelayanan minimal rumah sakit, tingkat kesehatan rumah sakit, atau tingkat kepuasan pelanggan seharusnya membuat rumah sakit berhenti sejenak untuk bertindak responsif namun cendrung tidak efektif dan efisien. Bukan tidak mungkin respon terhadap satu standar berlawanan arah dengan respon terhadap standar yang lain.

Berhenti sejenak dalam merespon artinya mulai memikirkan ulang cara cerdas untuk memenuhi semua tantangan dengan cara yang komprehensif.

Salah satu cara yang mungkin dilakukan pada saat seperti ini adalah melihat kembali proses bisnis rumah sakit. Apakah proses bisnisnya jasudah sejalan dengan berbagai tuntutan atau tantangan di atas? Kalau tidak, jangan heran kalau rumah sakit menghabiskan sumber daya yang sangat besar untuk merespon pemenuhan standar sesaat, dan mungkin tidak dapat digunakan kembali untuk pemenuhan standar lain.

Melihat kembali proses bisnis artinya ada 2 hal.
Pertama, memetakan kembali proses bisnis yang selama ini dijalankan.
Kedua, memetakan proses bisnis yang seharusnya dijalankan.

Tentu saja yang kedua ini harus dilakukan secara integratif agar sekali mendayung dua-tiga pulau terlampaui. Setelah itu baru kemudian rumah sakit dapat me-restart proses bisnisnya.

Memang tidak mudah me-restart proses bisnis. Jangankan me-restart, bahkan untuk memetakan kembali pun tidak mudah. Silakan dilihat kembali apa yang sudah dimiliki rumah sakit saat ini. Ada yang sudah mengembangkan SPO (Standar Prosedur Operasi), SOTK (Struktur Organisasi dan Tata Kerja), Deskripsi Jabatan, atau hal sejenis lainnya.

Apakah pola-pola konvensional ini dapat memenuhi berbagai standar di atas? Sepengetahuan kami, sulit sekali. Mengapa? Karena umumnya standar kerja yang ada dibuat berbasis fungsi atau unit dalam organisasi.

Saatnya rumah sakit harus melihat standar kerja dari PROSES BISNIS, karena untuk rumah sakit swasta, Unit Cost dan Biaya Operasional merupakan variable besar yang harus menjadi dasar dari kegiatan Operasional.

Management : 5 Tips membuat Manajemen Kinerja Lebih baik


Lima area kunci Manajemen Kinerja adalah perencanaan, pemantuan, pengembangan, penilaian, dan penghargaan karyawan.

1. Merencanakan Beban Bisnis
Perencanaan adalah: tidak hanya merencanakan tugas apa yang harus dikerjakan, cara yang harus dilakukan untuk menyelesaikan. Melibatkan karyawan dalam proses ini adalah hal penting, karena dengan melibatkan karyawan, mereka akan merasa sebagai bagian dari proses. Dengan kata lain, melibatkan karyawan dalam proses perencanaan meningkatkan moral. Juga membantu untuk memastikan tidak adanya gap dalam komunikasi dalam penyampaian rencana. Setelah tahap perencanaan, seluruh karyawan harus memiliki ide yang jelas terhadap apa yang diharapkan dari mereka.

2. Memantau Bisnis dan Kinerja Individu
Pemantauan adalah penjelasan pribadi. Pemanatauan melibatkan pemantauan karyawan oleh manajernya untuk memastikan tugas mereka terselesaikan secara efisien dan mempertimbangkan kemampuan karyawan dalam melakukan fungsinya. .

Pemantauan memastikan bahwa harapan yang tidak realistis bukan ditentukan oleh manajemen atau karyawan, dan menyimpan jejak rekam tidak hanya untuk apa yang sudah mereka selesaikan tapi juga yang sedang mereka kerjakan.

3. Mengembangkan Kinerja Individu dan Tim
Pengembangan mengacu pada menjaga keterlibatan karyawan untuk memenuhi meningkatnya standard di tempat kerja. Meliputi pengajaran ketrampilan baru, menerapkan prosedur baru agar proses kerja lebih bisa diakses. Terkadang berarti memberikan tanggung jawab baru pada karyawan. Pengembangan memastikan pertumbuhan karyawan dan bisnis.

4. Menilai Kinerja Individu
Penilaian adalah cara dimana kinerja karyawan dievaluasi. Karyawan diberikan "kartu laporan" secara teratur. Penilaian bisa memberikan gambaran area dimana karyawan perlu tumbuh serta area yang menjadi keahliannya. Ini memberikan peta yang jelas dimana karyawan mengacu pada tanggal dan waktu yang penting untuk memastikan bahwa karywan menjaga nilai pengembangan yang baik didalam bisnis.

5. Menghargai Kinerja yang Bagus
Penghargaan Karyawan mungkin adalah bagian penting dalam Manajemen Kinerja. Seorang karyawan yang bahagia adalah karyawan yang produktif dan memberikan penghargaan pada karyawan yang pekerjaannya luar biasa adalah faktor kunci untuk memastikan tingkat kerja mereka tidak keropos. Setiap orang ingin memastikan bahwa dirinya dihargai. Studi menunjukkan bahwa karyawan yang dihargai atas pekerjaan yang diselesaikan dengan baik jauh lebih termotivasi untuk melakukan pekerjaannya dengan level yang lebih tinggi daripada mereka yang kinerjanya kurang atau "dihukum" karena hasil yang diberikan kurang memuaskan.

Manajemen Kinerja adalah metode dimana seorang pengusaha bisa memastikan bisnisnya tumbuhsecara konstan dan mencapai level yang diinginkan. Ini merupakan sistem yang mudah diterapkan dan paling efektif untuk memastikan tercapainya tujuan bisnis

3 Tips memberikan Arahan Efektif kepada Team Work


Sangat sering kita jumpai, para entrepreneur yan bekerja membanting tulang mengerjakan sebuah proyek tanpa sepenuhnya memiliki pemahaman bahwa upaya-upaya yang mereka lakukan berkontribusi pada tercapai tidaknya tujuan perusahaan secara umum.
 
Karenanya, jika Anda berada dalam proses pengerjaan sebuah proyek dan merasa kebingungan dalam memberikan arahan kepada tim kerja Anda, cobalah 3 langkah sederhana namun efektif berikut ini sebagaimana dirangkum dari pendapat Roy Ashkenas:
  1. Jangan berasumsi setiap orang sudah mengetahui dan memahami dengan baik dan mendalam mengenai strategi yang diterapkan: Jangan berasumsi bahwa hanya karena para pelaksana proyek memiliki startegi bersama dalam bekerja, mereka secara otomatis akan memiliki pemahaman dan interpretasi yang sama terhadap startegi yang dimiliki itu. Terkadang kita masih harus menjelaskan kembali secara gamblang untuk menghindari kesalahpahaman, perbedaan pendapat, dan sebagainya. Anggaplah mereka semua belum mengetahui daripada Anda berasumsi mereka sudah mengetahui.
  2.  
  3. Tegaskan pemahaman bersama: Gambarkan secara umum diagram atau grafik yang menjelaskan mengenai proses atau prosedur yang dijalankan dalam pengerjaan proyek secara sederhana agar mudah dipahami semua orang yang terlibat. Tunjukkan sudah berada di mana posisi perusahaan yang sekarang sudah dicapai dan seberapa jauh posisi itu ke tujuan besarnya. Jangan lupa bagikan ini dengan semua pihak yang berkepentingan. Ini sangat penting agar semua elemen dalam perusahaan Anda memahami visi dan misi yang sama. Saat kesatuan pikiran dan tujuan sudah tercapai, sinergi untuk mencapai sukses akan lebih mudah dilaksanakan.
  4.  
  5. Hubungkan yang masih terpisah: Dengan bantuan semua anggota tim Anda, susunlah 2 daftar: satu daftar memuat proyek-proyek besar dan yang satu memuat tujuan-tujuan penting dalam perusahaan. Tarik garis antara 2 daftar tersebut. Jika ada proyek yang tidak terhubung, pertimbangkan untuk memfokuskan kembali proyek tersebut agar selaras denga n upaya pencapaian tujuan perusahaan dan jika terpaksa, singkirkan saja proyek tersebut

Manager ; Menjadi Pembuat Keputusan yang Tepat dan Akurat


Manusia tanpa kecuali selalu dihadapkan pada pengambilan keputusan dalam setiap langkah yang ia ambil. Tak terkecuali seorang entrepreneur. Entrepreneur bahkan harus membuat berbagai keputusan kecil atau besar dalam jumlah yang lebih banyak dan lebih sering dari orang biasa. Keputusan itu bisa berbentuk keputusan sepele seperti email mana yang harus dibalas terlebih dahulu hingga keputusan tingkat tinggi yang berdampak lebih luas seperti fokus bisnis dalam 1 dekade mendatang.

Lalu bagaimana jika Anda bukan seorang individu yang terbiasa mengambil keputusan dengan efisien dan cepat? Apa yang Anda bisa lakukan untuk bisa memperbaiki ketrampilan membuat keputusan yang memuaskan? Berikut adalah kiat tentang seni membuat keputusan efisien, yang pada gilirannya akan dapat meningkatkan produktivitas Anda secara umum.

Kejar yang terbaik atau puas dengan apa yang ada?
Seorang pakar ekonomi bernama Herbert Simon menyimpulkan bahwa ada 2 jenis pembuat keputusan, yaitu pembuat keputusan yang menginginkan yang terbaik dan pembuat keputusan yang puas dengan apa yang bisa ia temukan.
Golongan pertama menghendaki adanya pemecahan yang tuntas, maksimal. Mereka akan terus berusaha mencari sebanyak mungkin kemungkinan walaupun telah menemukan satu/ beberapa yang memenuhi syarat. Mereka ingin meyakinkan diri bahwa mereka tidak akan salah dalam membuat keputusan. Lebih banyak mengetahui pilihan solusi yang bisa diambil pun tidak membuat mereka lebih puas karena semua informasi itu makin membuat mereka bimbang dan lama dalam memutuskan.

Sementara golongan kedua lebih hemat waktu. Mereka memiliki kriteria yang tak kalah dengan golongan pertama tetapi bedanya mereka lebih cepat membuat keputusan. Setelah mereka menemukan satu opsi solusi yang memenuhi syarat, mereka tak ragu menjatuhkan pilihan. Menurut Barry Schwartz, kelompok inilah yang berpeluang untuk lebih bahagia dalam menjalani hidupnya.
Intinya, mengumpulkan informasi sebelum memutuskan memang perlu, tetapi jangan sampai berlebihan. Kita lebih baik menetapkan kriteria untuk membuat keputusan sebelumnya dari beberapa sumber tertentu saja. Setelah kita memiliki kumpulan informasi dari sumber-sumber tersebut, segera buat keputusan dan bergerak ke urusan lain.

Lebih sedikit itu lebih baik
Psikolog Gerd Gigerenzer menemukan bahwa manusia dirancang untuk membuat keputusan cerdas dengan cepat berdasarkan pada informasi yang terbatas sepanjang hidupnya. Gigerenzer menyatakan bahwa sebuah strategi ambil yang terbaik harus diterapkan dalam mengambil keputusan dengan cepat dan efisien. Cukup berpikir dan menimbang-nimbang sesuatu dalam takaran yang sewajarnya, kemudian berhenti dan berlanjut ke hal lain yang tak kalah pentingnya untuk dipikirkan. Prioritaskan informasi yang penting dan abaikan informasi pelengkap. Meneliti informasi pelengkap hanya akan membuang waktu kita.
Hikmah yang bisa dipetik ialah percayai naluri Anda yang berasal dari pemikiran yang cepat berdasarkan pengalaman.

Percayai intuisi
Dalam dunia bisnis dan industri kreatif, kita banyak mendengar tentang intuisi dan keyakinan terhadap naluri. Tidak ada yang rumit tentang intuisi.
Menurut William Duggan dari Columbia Business School, ada tida jenis intuisi yang patut kita ketahui: intuisi biasa, intuisi ahli,dan intuisi strategis. Intuisi biasa hanya sebuah perasaan, firasat. Intuisi ahli merupakan penilaian yang cepat karena telah terlatih dan berpengalaman. Selain itu, intuisi ahli hanya bisa bekerja dalam sebuah lingkungan yang familiar. Sementara intuisi strategis ialah sebuah pemikiran yang jelas, yang bisa bekerja bahkan di luar lingkungan yang sama sekali baru. Sebuah ide yang terlintas di benak kita bisa jadi sebuah solusi atas permasalahan yang kita tengah hadapi. Inilah contoh sebuah intuisi strategis.
Singkatnya, kita harus mempercayai intuisi ahli (berdasarkan pengalaman) saat membuat keputusan tentang permasalahan yang pernah kita hadapi sebelumnya. Namun saat kita membutuhkan terobosan yang benar-benar baru dan segar, kita tidak bisa terlalu cepat mencapai sebuah simpulan.

Mengapa pengalaman sumber belajar terbaik
Ya, pengalaman masih menjadi guru yang terbaik. Sumber pengalaman tidak terlalu penting. Pengalaman kita pribadi atau orang lain sama-sama berbobotnya. Seorang psikolog, Daniel Gilbert, mengatakan bahwa manusia cenderung suka bertanya kepada orang lain saat tidak memiliki pengetahuan atau pengalaman untuk membuat keputusan tertentu.
 Untuk itu, jika kita tengah bergulat dengan sebuah keputusan yang sukar, berdiskusilah dengan seorang teman atau kolega yang pernah berada dalam situasi yang sama sebelumnya. Pandangan dan opini yang mereka bagikan akan sangat berharga daripada penelitian manapun.

Prioritaskan yang penting
Sejumlah keputusan memiliki signifikansi yang cukup besar dalam kehidupan kita dan patut mendapatkan perhatian dan pemikiran lebih. Sementara sisanya hanyalah keputusan-keputusan minor yang tidak terlalu penting. Menurut Jonah Lehrer, penulis buku How We Decide, menunjukkan bahwa kita selalu terdorong untuk jatuh ke jebakan keputusan yang remeh temeh, dan berpikir seolah keputusan tersebut lebih krusial dari yang sebenarnya.

Lalu apa yang harus kita lakukan agar tidak terjebak? Tanyakan pada diri sendiri apabila keputusan tersebut benar-benar bermanfaat dan bermakna bagi kehidupan kita. Jika tidak, berhentilah terobsesi dan beralihlah ke hal lain yang lebih penting

12 Tips Dasar agar Inovasi anda Sukses


Dalam konteks lingkungan bisnis masa kini, sering dikatakan bahwa perubahan adalah satu-satunya hal yang konstan. Pasar begitu tidak stabilnya sehingga apa yang terkesan relevan dan tren sekarang bisa berubah menjadi sampah di masa mendatang (Reuvid, 2005). 

Menurut Peter Drucker, Perusahaan-perusahaan yang berisiko paling hebat terkena dampaknya ialah mereka yang meyakini ilusi bahwa esok hari akan sama seperti kemarin (Drucker melalui Swaim , 2010).

Para pakar seperti Peppers dan Rogers (2008) mengatakan bahwa inovasi merupakan suatu keharusan bagi mereka yang hendak bertahan dan berhasil dalam situasi bisnis yang dinamis dan terus berubah. Chesbrough (2003) bahkan menyatakan, Perusahaan-perusahaan yang tidak berinovasi akan mati. 

Inovasi merupakan keputusan strategis yang membutuhkan penggunaan smber daya perusahaan yang masif dan bisa berdampak besar pada kinerja bisnis (Curseu dan Louwers, 2008). Sehingga inovasi akan sangat membantu bagi perusahaan yang ingin memahami dasar-dasar implementasi inovasi yang berhasil.

  1. Keserasian dengan strategi bisnis umum perusahaan: Kesalahan umum yang banyak dijumpai sehingga inovasi menjadi gagal ialah bahwa sering tidak ada integrasi antara inovasi perusahaan dan strategi bisnis secara keseluruhan. Padahal sangat penting untuk mempertimbangkan inovasi sebagai bagian dari strategi bisnis sehingga tidak ada penyimpangan dari tujuan perusahaan.

  2. Keterbukaan terhadap ide-ide luar: Inovasi yang tertutup di bawah situasi yang terkendali tidak bisa lagi diterapkan sekarang. Inovasi yang sukses saat ini membutuhkan keterbukaan terhadap ide-ide eksternal. Perusahaan harus siap menyambut ide inovatof dari orang di luar perusahaan sembari menerima bantuan untuk mengkomersialisasikan ide-idenya.

  3. Merekrut orang dari latar belakang yang berbeda: Meski pendekatan terbuka terhadap inovasi direkomendasikan saat ini, kemandirian selalu penting. Dengan mempekerjakan orang dari berbagai sektor, perusahaan akan dapat menghemat biaya perekrutan secara eksternal dan memaksimalkan banyak orang berbakat dalam lingkungan perusahaan.

  4. Manajemen efisien portofolio inovasi: Inovasi yang begitu banyak sering dilaksanakan oleh departemen litbang perusahaan dalam satu waktu, yang menyulitkan alokasi sumber daya perusahaan. Portofolio inovasi harus diatur sedemikian rupa oleh perusahaan sehingga alokasi dana, perhatian pribadi dan fokus waktu akan lebih baik antara satu inovasi dengan inovasi lainnya.

  5. Seimbangkan inovasi yang disruptif dan incremental: Perusahaan harus mencoba mencapai pertukaran yang ideal antara kedua jenis inovasi ini. Inovasi incremental mencakup perubahan kecil dalam teknologi yang sudah ada, sementara inovasi disruptif adalah terobosan teknologi yang mencakup penemuan baru. Karena jenis inovasi disruptif lebih berisiko tinggi, 
    keseimbangan antara kedua jenis ini akan memastikan risiko yang ditanggung manajemen.

  6. Budaya perusahaan dalam berbagi informasi: Budaya perusahaan memainkan peranan penting dalam berinovasi. Budaya yang kondusif bagi inovasi ialah yang mendukung pertukaran informasi yang terbuka. 

  7. Berikan imbalan pada karyawan yang mau ambil risiko: Para karyawan harus didorong untuk maju dengan ide inovatif mereka. mereka harus domotivasi untuk mengambil risiko. Semua dukungan harus diberikan pada pegawai dan mereka perlu diberi imbalan jika mau mengambil risiko lebih berat.

  8. Mengadopsi orientasi jangka panjang: Saat memutuskan melaksanakan inovasi, orientasi perusahaan haruslah dalam jangka panjang. Inovasi membutuhkan waktu yang tidak sebentar antara masa pengembangan hingga siap dikomersialisasikan ke pasar.

  9. Lingkungan kerja yang bebas stres: Untuk mendorong para pekerja menghasilkan lebih banyak inovasi, penting untuk mengembangkan lingkungan kerja yang bebas stres. Berikan lingkungan kerja yang menawarkan perlakuan yang sama terhadap para karyawan dan memungkinkan mereka mempertahankan keseimbangan kehidupan pribadi dan kerja agar kreativitas meningkat.

  10. Pemberdayaan pegawai: Syarat lain untuk berinovasi dengan sukses berhubungan dengan pemberdayaan pegawai. Para pegawai akan makin aktif menghasilkan ide saat mereka diberdayakan untuk membuat keputusan rutin. Jika mereka harus melimpahkan pengambilan keputusan kecil sekalipun, mereka akan ragu saat harus mengambil inisiatif sendiri kelak.

  11. Fokus pada marketing: Perbedaan antara penemuan dan inovasi adalah bahwa penemuan hanya mencakup pengembangan ide baru sementara inovasi menyangkut pula komersialisasi. Namun perusahaan biasanya gagal memahami perbedaan mendasar ini dan mengalokasikan sumber dayanya untuk penelitian dan pengembangan dan mengabaikan kebutuhan untuk pemasaran.

  12. Menawarkan edukasi konsumen: Sering perusahaan mengakhiri proses inovasi begitu inovasi mencapai pasar. Namun inilah salah satu alasan penting di balik beberapa kegagalan inovasi. Kelompok konsumen yang menjadi sasaran harus diedukasi mengenai sarana dan prasarana serta manfaat inovasi tertentu yang terkait. Ini akan memperkecil risiko gagal setelah komersialisasi.

Tips Efisiensi Perusahaan di Tengah Krisis Global


Krisis global yang terjadi saat ini tak pelak mengharuskan bisnis untuk menjadi semakin efisien, disebabkan permintaan yang kini menurun. Alternatif apa sajakah yang dimiliki perusahaan dalam memangkas biaya di tengah krisis global?

Pemangkasan biaya tidak boleh dilakukan secara sembarangan, karena punya dampak langsung terhadap profitabilitas dan daya saing dalam jangka panjang. Oleh karena itu, maka pemangkasan biaya yang dilakukan harus selaras dengan strategi yang diambil serta harus mempertimbangkan profitabilitas dan daya saing dalam jangka panjang.

Misalnya, pemangkasan dalam R&D, marketing dan belanja modal mungkin dalam jangka pendek dapat menekan biaya. Hanya saja, pengaruhnya bisa negatif terhadap profitabilitas dalam jangka panjang. Berikut ini adalah alternatif-alternatif pemangkasan biaya lainnya yang dapat Anda lakukan:

OutsourcingSupaya menjalankan bisnis lebih efektif dan efisien, maka outsourcing menjadi sebuah opsi yang makin banyak dilirik. Outsourcing umumnya dilakukan untuk bagian-bagian yang bukan merupakan operasi utama, melainkan dukungan dari bisnis seperti IT, HR, dan lainnya. Mengapa outsourcing? Hal ini karena outsourcing memungkinkan perusahaan untuk berfokus pada apa yang menjadi operasi utama mereka, sehingga bisnis bisa berjalan secara lebih efektif dan efisien.

Purchasing cost
Evaluasi purchasing cost dari produk ataupun bahan baku yang kini Anda gunakan. Untuk menekan cost, usahakan untuk melakukan negosiasi harga terhadap kontrak sekarang. Apalagi jika Anda sebagai pembeli mempunyai bargaining power of buyer yang tinggi, maka Anda berpotensi untuk memperoleh harga yang lebih bersaing. Temukan juga opsi supplier lainnya yang dapat menyediakan Anda produk/bahan baku yang lebih murah, dengan kualitas yang sama.

Transportation cost

Krisis tentunya mengakibatkan permintaan Anda menurun, sehingga, ini saatnya untuk mengevaluasi biaya transportasi Anda. Dengan kondisi permintaan yang berbeda, mungkin saja sebenarnya terdapat rute transportasi yang lebih optimal dan dapat meminimalisir biaya. Evaluasi dapat Anda gunakan dengan berbagai metode transportasi, mulai dari metode Northwest, Minimum Cost, Stepping Stone, hingga Modified Distribution dan lainnya demi memperoleh biaya yang paling efisien dan efektif.

Service cost

Salah satu aspek yang perlu diperhatikan adalah service cost kepada para pelanggan, yang kemungkinan bervariasi dari satu pelanggan ke pelanggan lainnya. Oleh karena itu, Anda juga perlu menangani service cost supaya lebih optimal.

Misalnya, kita memasok produk ke dua ritel yang punya banyak cabang, yakni A dan B. Ritel A melakukan pemesanan secara terpusat, sehingga memungkinkan sekali pemesanan untuk seluruh cabangnya. Sementara ritel B berbeda, yakni masing-masing cabang melakukan pemesanan terpisah. Dalam kasus seperti ini, tentunya pemesanan seperti ritel A lebih optimal, karena pemesanan terpusat, sehingga lebih efisien dan praktis, karena pengiriman hanya sekali, juga penagihannya terpusat.

Salary expense

Salah satu opsi yang seringkali diambil oleh perusahaan adalah melakukan downsizing, PHK hingga menurunkan gaji dan benefit. Hanya saja, yang perlu diperhatikan adalah bagaimana daya saing perusahaan nantinya jika perekonomian sudah pulih? Bagaimana jika kebijakan perusahaan justru mendorong orang-orang penting untuk keluar dan beralih ke pesaing? Sehingga, perusahaan harus melakukan penyesuaian dengan terlebih dahulu melakukan pertimbangan-pertimbangan tersebut.

Other costs

Terakhir, cari pos-pos lain dimana biaya bisa ditekan, yakni pos-pos yang tidak menambahkan value added secara signifikan ke dalam bisnis. Misalnya, travel yang lebih murah untuk perjalanan dinas, kurangi fasilitas mewah, kurangi snack ketika meeting, kurangi renovasi interior yang tidak perlu, dan sebagainya.

Demikian adalah beberapa alternatif pemangkasan biaya yang dapat dilakukan bisnis. Memangkas biaya dengan penuh pertimbangan akan memungkinkan suatu bisnis berjalan secara efektif dan efisien, serta tetap berdaya saing di tengah hantaman krisis global.

3 Langkah Sederhana Membentuk Budaya Kerja di Perusahaan


Anda tidak bisa menciptakan budaya yang Anda hendaki dalam perusahaan Anda. Budaya perusahaan bukanlah sebuah tujuan tetapi hasil dari sejumlah perilaku kolektif. Alih-alih mendelegasikan perilaku, berikan pengaruh untuk membentuk budaya perusahaan Anda dengan 3 langkah berikut ini:
  1. Sampaikan visi Anda: Definisikan aspirasi-aspirasi Anda sebagai entrepreneur. Apa saja perilaku yang paling penting yang menjadi ciri khas budaya perusahaan yang hendak Anda bangun dalam bisnis Anda?
  2.  
  3. Demonstrasikan cara perilaku-perilaku baru bisa membantu bisnis berkembang: Tak ada satu hal pun yang mampu menegakkan perilaku dengan lebih baik daripada kesuksesan. Bekerjalah dengan tim Anda untuk mengaplikasikan perilaku-perilaku ideal Anda terhadap sebuah proyek spesifik yang membutuhkan perbaikan yang serius.
  4.  
  5. Integrasikan perilaku ke dalam proses SDM: Orang cenderung melakukan hal-hal yang bisa diukur dan diberikan imbalan. Gunakan perilaku yang diidamkan sebagai kriteria dalam perekrutan dan promosi jabatan dalam perusahaan.

3 Cara Sederhana Mengelola Gaya Kepemimpinan yang Berbenturan


Jika setiap orang memiliki gaya manajemen yang sama seperti Anda, dinamika kehidupan di tempat kerja akan menjadi lebih mudah, bukan? Bisa jadi tidak demikian.

Meskipun mengelola stres dan tekanan bukan perkara yang mudah, bekerja dengan seseorang yang memiliki pendekatan berbeda daripada Anda bisa sering memnghasilkan inovasi dan kreativitas.

Berikut adalah 3 cara untuk memanfaatkan perbedaan dalam gaya kepemimpinan dalam perusahaan Anda:

1. Temukan inti masalah: Di permukaan, Anda mungkin tampaknya memiliki kecimiripan yang sedikit dan perbedaan yang besar satu sama lain. Namun jika Anda mau mencermati lebih baik, Anda mungkin akan menyaksikan manfaat bersama atau tujuan bersama. Fokus pada kesamaan dan kemiripan Anda, tetapi tidak pada hal yang membuat kita berbeda.

2. Kelola ekspektasi Anda: Akuilah bahwa Anda dan rekan Anda akan memiliki ekspektasi berbeda mengenai bagaimana kondisinya akan disikapi. Komunikasikan mengenai perbedaan ini dan bersikaplah melakukan sesuatu dengan jalan lain.

3. Tekankan inovasi: Manfaat nyata keragaman ialah produk akhir yang makin kaya. Gunakan hubungan Anda untuk menemukan inovasi dan manfaat dalam pekerjaan yang Anda lakukan bersama-sama

Management : Pimpin Tim Anda dengan Knowledge


Ada berbagai cara memimpin sebuah tim. Salah satu yang terbaik adalah leading by knowledge, karena hal tersebut membuat tim yakin bahwa mereka sudah memiliki pemimpin yang tepat karena bisa menanyakan apapun.

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk memimpin dengan cara ini:

1. Bangun kredibilitas dengan menambah pengalaman dan selalu melek informasi. Pemimpin adalah tempat belajar dan bertanya bagi semua anggota tim. Kalaupun ada hal yang tidak diketahui, segera cari informasinya di berbagai media yang ada secepatnya.

2. Saat krisis adalah saat yang tepat untuk mengimplementasikan teknik kepemimpinan ini. Buat keputusan yang cepat, sosialisasikan dan kawal implementasinya. Memberikan bukti nyata adalah cara yang sangat efektif.

3. Pahami apa yang menjadi perhatian utama di antara anggota tim, jika ada salah satu mereka yang kurang paham dengan tugasnya, segera dampingi tanpa harus diminta

4. Jangan berlebihan dalam mempresentasikan keahlian yang dimiliki. Jarak yang terlalu besar kadang justru membuat demotivasi dan membuat anggota tim sangat tergantung dengan keputusan pemimpinnya dan justru mematikan kreativitas serta inisiatif dalam kerja

Tetapkan Standart Kepemimpinan yang Baik


Salah satu cara yang terbukti efektif untuk mengembangkan kepemimpinan yang efektif ialah dengan berfokus pada perilaku yang Anda harapkan untuk dimiliki oleh orang-orang yang dipimpin. 

Paparkan kegiatan itu secara langsung dengan tim bisnis Anda, bukan melalui konsultan, fasilitator, atau buku-buku panduan. Dalam percakapan ini, diskusikan apa saja hal yang perlu dilakukan oleh seorang pemimpin di dalam perusahaan Anda, misalnya bertindak sebagai panutan atau memotivasi orang lain yang ia pimpin dan menggambarkan setiap perilaku dengan kekhususan yang memadai untuk memberitahukan seleksi, pelatihan dan evaluasi. 

Bersikaplah spesifik, nyata dan berorientasi tindakan. Dengan menggambarkan kualitas-kualitas ini sebagai perilaku (daripada sebagai sifat atau watak)Anda akan menemukan dua pesan utama: 
  1. Memiliki sebuah sifat yang tidak Anda amalkan secara nyata hanya akan menjadi sebuah kesia-siaan.
  2.  
  3. Jika Anda masih memiliki kekurangan dibandingkan dengan sosok pemimpin bisnis yang sempurna, Anda akan masih bisa menutup kekurangan itu. Berikan penekanan perilaku dibandingkan sifat-sifat agar membukakan pintu ke keberagaman kepemimpinan, sepanjang para pemimpin dalam perusahaan memelihara standar yang sudah Anda tetapkan

5 Praktek Dasar Sederhana Kepemimpinan


Semua orang sebenarnya layak menjadi seorang pemimpin. Namun, tidak semua orang mampu menjalankan amanat yang menjadi tanggung jawabnya. Pada dasarnya terdapat lima dasar praktek teladan perilaku dalam kepemimpinan:

1. Pemimpin menantang proses

Pemimpin selalu mencari kesempatan untuk mengubah status quo. Mereka mencari cara-cara inovatif untuk meningkatkan organisasi yang dipimpinnya. Mereka bereksperimen dan mengambil risiko. Karena mengambi risiko kemungkinan melakukan kesalahan dan gagal cukup besar, para pemimpin menerima kekecewaan itu sebagai kesempatan belajar.

2. Pemimpin mampu memberi inspirasi visi kepada orang lain

Para pemimpin percaya bahwa mereka dapat membuat perbedaan. Mereka membayangkan masa depan, menciptakan pencitraan yang ideal dan unik dari organisasi yang dipimpinnya. Melalui penampilan yang kuat dan tenang pemimpin sehingga akan membawa orang lain untuk mewujudkan mimpi tersebut.

3. Pemimpin memungkinkan orang lain untuk bertindak

Pemimpin selalu memupuk semangat kerjasama dan membangun tim. Mereka secara aktif melibatkan orang lain. Mereka memperkuat orang lain, membuat setiap orang merasa mampu dan berkuasa.

4. Seorang pemimpin menentukan cara meraih tujuan

Mereka menetapkan nilai-nilai tentang bagaimana karyawan, rekan, dan pelanggan harus diperlakukan. Mereka menciptakan standar keunggulan dan kemudian menetapkan contoh bagi orang lain untuk mengikuti.

5. Pemimpin mempunyai keteguhan hati

Para pemimpin percaya mereka mendapatkan hal luar biasa dilakukan dalam organisasi dengan kerja keras. Untuk menjaga harapan dan tekad hidup, para pemimpin mengakui bahwa individu-individu membuat kontribusi untuk pendakian ke puncak. Dan setiap tim pemenang akan diberi imbalan olehnya atas usaha mereka. Mereka dapat membuat semua orang merasa seperti pahlawan.

Lakukan Hal Ini saat anda Bertemu Klien Customer Bisnis


Bertemu dengan klien bisnis punya peran penting, karena Anda ingin menjadikan itu sebagai awal dari hubungan kerja yang baik. Anda pasti ingin terlihat profesional, percaya diri, serta mampu meyakinkan sang klien. Berikut beberapa tips yang bisa Anda lakukan saat pertemuan dengan klien bisnis.

Buat perencanaan
Saat akan bertemu dengan klien baru, ada baiknya buat perencanaan, terutama tentang apa yang ingin Anda capai dari pertemuan tersebut. Buat juga persiapan mengenai produk atau jasa yang Anda tawarkan kepada klien.

Ketahui latar belakang klien dan apa yang menjadi misi mereka
Dengan begitu, Anda bisa mempersiapkan presentasi dengan menawarkan produk yang sesuai dengan keinginan klien. Susun agenda pertemuan Sebelum mengadakan pertemuan, coba susun agenda atau jadwal tentang meeting yang akan dilakukan. Cara ini untuk mengetahui apa tujuan utama pertemuan Anda dengan klien dan agar pertemuan itu tetap fokus pada tujuan. Sehari sebelum bertemu, kirimkan email kepada klien mengenai agenda pertemuan tersebut.

Buat kesan profesional
Saat bertemu klien baru, tentu Anda harus bisa memperlihatkan kesan profesional. Berpakaian rapi, bersikap sopan, dan profesional adalah kuncinya. Jika Anda terbiasa berpenampilan kasual saat ke kantor, cobalah untuk lebih formal saat bertemu klien. Ini adalah salah satu cara untuk memberi kesan Anda menghormati dia dan pertemuan tersebut. Selain itu, jaga sikap profesional dengan datang tepat waktu dan menjabat tangannya saat bertemu. Saat berada di dalam meeting, jangan pernah gunakan ponsel, terlihat mengantuk, atau mengobrol dengan sesama rekan kerja saat klien sedang berbicara.

Catat
Selain melakukan presentasi di depan klien, Anda juga harus menjadi pendengar yang baik. Anda harus bisa mengetahui apa keinginan klien dan agar tidak lupa, buatlah catatan mengenai isi pertemuan tersebut. Catatan ini juga berguna untuk menyamakan pikiran antara Anda dengan klien. Setelah selesai meeting, Anda bisa membuat notulen mengenai rangkuman dari isi pertemuan yang sudah selesai. Kemudian kirimkan notulen tersebut ke klien, supaya Anda dan mereka sama-sama punya catatan untuk menghindari kesalahpahaman di kemudian hari.

3 Tips Investasi untuk seorang Karyawan


Bagi Anda, karyawan tentu ingin menikmati masa pensiun yang aman dan bahagia. Tentunya, impian Anda tersebut harus diwujudkan mulai saat pertama kali Anda bekerja. Anda dapat mempersiapkan dana pensiun sedini mungkin dengan melakukan investasi.

Sorang karyawan harus memanfaatkan kelebihan yang dia miliki dibandingkan dengan rekan-rekannya yang punya usaha sendiri. Kelebihan itu antara lain adanya penghasilan tetap setiap bulan, uang kesehatan serta bonus kinerja kerja. Tentunya hal ini akan memudahkan karyawan untuk menabung dan mengumpulkan dana pensiun karena jumlahnya bisa dipertimbangkan sejak dini.

Berikut tiga tips investasi untuk karyawan:

1. Investasi dengan teratur
Sisihkan gaji sebanyak 10-30 persen idealnya untuk investasi, di luar untuk menabung dan bayar hutang. Uang ini harus diutamakan seperti kewajiban yang harus dibayarkan pertama kali ketika mendapatkan gaji. Untuk memudahkan, gunakan investasi berkala otomatis sebagai alat berinvestasi anda.

2. Investasi aman
Rencanakan dengan baik dan dalam jangka waktu panjang. Jangan mudah tergoda tawaran investasi tidak wajar dengan jaminan keuntungan besar dalam waktu singkat, seperti skema ponzi, piramida, dan permainan uang lainnya. Jika tidak memiliki keahlian khusus, tidak disarankan berspekulasi lewat futures, valas spekulasi, komoditas, serta saham eksotik.

3. Investasi pintar
Investasi itu bukan hanya uang, kita bisa melakukannya dalam rupa ilmu pengetahuan. Manfaatkan fasilitas perusahaan yang sering memberi training dan pelatihan. Jangan pernah puas untuk menambah pengetahuan tentang investasi. Hal-hal tersebut yang membuat semakin hari kita bertambah pengetahuan.

Jaringan Pasar ; Kunci Sukses Bisnis


Pentingnya sebuah jaringan dalam melakukan bisnis, menjadikan hal tersebut berada di atas pentingnya keberadaan produk itu sendiri. Saat pelaku usaha hendak memulai bisnisnya, meski belum memiliki produk, dirinya mesti membentuk terlebih dahulu jaringan pasar yang ada pada lingkungan terdekatnya.

Dengan melakukan hal tersebut, dirinya telah memanfaatkan potensi yang ada di lingkungan sekitar dan tanpa disadari telah menjadi raja lokal. Setelah memilik basis yang kuat, barulah melakukan pengembangan bisnis.

Hal ini merupakan faktor penting agar bisnis bisa terus dikembangkan, karenanya mesti menjadi perhatian para pelaku usaha, baik itu yang memiliki skala mikro, kecil, menengah (UMKM), maupun yang sudah besar dan mapan.

Dalam membentuk sebuah jaringan pasar meski pada lingkungan terdekat bukan merupakan perkara mudah. Ada sejumlah hal yang dapat dilakukan oleh para pelaku usaha agar mereka bisa merebut jaringan pasar pada lingkungan terdekat dan menjadi raja lokal. Satu di antaranya yakni membentuk pasar yang memang memiliki kekuatan dan tidak rapuh.

Pada saat memulai bisnis, para pelaku usaha dapat membentuk jaringan pada skala yang terkecil seperti contohnya keluarga atau siapapun yang masih memiliki hubungan kerabat. Selain itu, potensi yang seringkali dilupakan adalah temanteman para pelaku usaha. Padahal mereka dapat dijadikan sebagai langkah awal ketika para pelaku usaha membentuk sebuah jaringan.


Fenomena menarik yang ada saat ini ialah muncul berbagai komunitas yang dapat menjadi potensi besar bagi para pelaku usaha untuk dimanfaatkan sebagai peluang dalam memajukan bisnisnya.