Rabu, 21 November 2012

6 Peran Kunci Corporate Communicators




Bagi para corporate communicators, saat ini merupakan masa yang berat. Kenapa? Karena sekarang masyarakat mengalami yang namanya “attention deficit disorder”. Hal ini diungkapkan oleh Steve Crescenzo, pakar komunikasi dalam Corporate Communicators Conference di Chicago minggu ini.

“Tidak ada orang yang dapat memperhatikan orang lain lebih dari satu menit,” kata Crescenzo. Parahnya lagi, tim komunikasi perusahaan harus bersaing dengan ratusan media dan aktivitas lain untuk menarik perhatian karyawan. “Menurut Anda kira-kira mana yang akan dibaca kalau pilihannya artikel dari cosmopolitan.com tentang waktu terbaik untuk berhubungan seks dan pidato direktur?” sambung Crescenzo.

Tidak ada orang yang ingin membaca hal membosankan ketika ada hal lain yang lebih menarik dan menyenangkan untuk dibaca. Di sinilah para komunikator berperan, menciptakan konten yang tidak membosankan. Kabar baiknya, saat ini para komunikator memiliki alat yang lebih banyak dari sebelumnya untuk melakukan hal tersebut.

Ada enam peran yang bisa diambil oleh para corporate communicator agar dapat melakukan tugas mereka menjadi jembatan komunikasi antara perusahaan dan karyawan, yaitu:

1. Mata-mata media sosial
Sebagai corporate communicator, kita perlu menciptakan komunikasi tiga arah, yaitu dari perusahaan kepada karyawan, karyawan kepada perusahaan dalam bentuk feedback, dan interaksi antar karyawan. Nah, bagian terakhir ini menjadi bagian yang sangat penting.
“Bagi saya di sinilah keajaiban terjadi. Jika kita menjadi mata-mata di media sosial, kita cukup mendengarkan. Bila ada hal yang menarik, kita bisa langsung mengeksposnya,” kata Crescenzo. Misalnya saja apa yang dilakukan tim komunikasi perusahaan General Motors. Mereka menemukan cerita menarik di media sosial internal, Overdrive.
Cerita tersebut berawal dari salah satu karyawan mentraktir seorang tak dikenal karena ia mengendarai Chevrolet Traverse. Karyawan tersebut menceritakan hal ini dan mendapat pujian dari rekan-rekannya. Tim komunikasi kemudian membuatkan video yang menampilkan karyawan itu dan ia bicara tentang pentingnya membangun hubungan personal dengan orang-orang yang menggunakan produk perusahaan.
Dari cerita ini kita tahu bahwa karyawan dapat menjadi sumber krisis PR terbesar atau duta besar produk terhebat.

2. Penasihat media sosial
Membuat jajaran eksekutif terlibat dalam media sosial saja tidaklah cukup. “Kita harus membantu mereka memahami apa yang baik dan tidak,” ujar Crescenzo. Para eksekutif perlu diedukasi bagaimana terlibat dalam media sosial.
Untuk berinteraksi dengan para karyawan melalui media sosial, para eksekutif perlu menampilkan sisi lain diri mereka. Sentuhan personal adalah elemen penting dalam hal ini. Ketika mereka terjebak dengan menampilkan posting yang tak ubahnya seperti newsletter maka itu tidak akan berhasil. Di sinilah tim komunikasi perusahaan berperan.

3. Pencari bakat
Tim komunikasi internal bukan satu-satunya yang bisa menceritakan kisah perusahaan. “Anda harus mencari orang lain yang bisa melakukannya. Dan karyawan adalah para pencerita yang baik,” begitu kata Crescenzo.
Setiap orang memiliki cara bercerita sendiri. Hal ini membuat penceritaan kisah perusahaan akan lebih kaya dan penuh warna. Bandingkan bila hanya tim Anda yang bercerita. Pada satu titik tentu akan menimbulkan kejenuhan.

4. Sang alkemis
Peran lain yang perlu dilakukan oleh tim komunikasi perusahaan adalah mengubah berita-berita perusahaan yang membosankan menjadi kabar yang menarik untuk disimak karyawan. Salah satu cara yang diusulkan oleh Cresenzo adalah dengan menulis tentang orang-orang ketimbang terfokus pada kebijakan. “Jika Anda memulainya dengan fokus kepada orang, informasi mengenai kebijakan akan mengalir bersamanya,” jelasnya.

5. Sang pendongeng
Untuk melakukan peran ini, Anda perlu jeli memilih media. Peran ini adalah soal memilih media yang tepat untuk menceritakan sebuah kisah. Anda harus tahu kekuatan dan kelemahan masing-masing media. Misalnya saja video. Media ini sangat tepat untuk menampilkan emosi dan gairah. Di samping itu sangat tepat digunakan untuk mengajak orang-orang “datang” ke tempat yang mungkin tidak bisa mereka kunjungi.

6. Eksekutor
Do less, and do it better,” begitu kata Crescenzo. Menurutnya tim komunikasi perusahaan harus berhenti “berperang” di pertarungan yang salah. Anda tidak perlu terlalu mengkhawatirkan tentang deadline atau desain-desain pekerjaan hanya demi mempercepat proses approval. “Cobalah sesuatu yang baru. satu-satunya medan pertempuran yang perlu diperjuangkan adalah menarik perhatian audiens Anda,” tutup Crescenzo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar