Pasar Berkembang Dari Sebuah Ide
Masih ingat kisah dramatis dari
Digital Research yang menolak tawaran dari IBM untuk membuat sistem
operasi untuk IBM PC? Saat itu, mereka menggangap bahwa tawaran dari IBM
tersebut kurang menguntungkan. Sehingga akhirnya kesempatan emas ini
diambil alih oleh Microsoft dengan visi yang luas, bahwa setiap rumah
harus memiliki PC. Dan faktanya sekarang, siapa yang tidak kenal dengan
sistem operasi Windows keluaran perusahaan yang didirikan oleh Bill
Gates ini? Sedangkan Digital Research sendiri tidak ada yang tahu
keberadaannya!
Sekarang mari kita melihat apa yang terjadi di Indonesia pada saat yang sama dengan awal kemajuan Microsoft.
Jujur saja, seandainya Anda hidup sebelum
pasar minuman teh dalam kemasan seramai saat ini, maka Anda akan
berpikiran sama dengan kebanyakan orang pada saa itu : “Mana mungkin laku, teh kan bisa beli di warung dan bikin sendiri?!”
Tetapi, seorang pak Sosro kemudian
memberanikan diri untuk memutuskan memulai bisnis dalam bidang minuman
teh yang dikemas dalam botol. Dan faktanya sekarang, sesuai dengan tagline-nya : di mana pun, kapan pun dan apapun makanannya di seluruh Indonesia, orang tahu dan ikut meminum Teh Botol “Sosro”!
Bahkan, saat ini sudah banyak pemain yang
mencoba mencari keuntungan dalam bisnis ini. Lihat saja aneka ragam
produk teh dalam kemasan yang ada di pasar. Sudah tumpah ruah!
Pertanyaannya :
Apakah orang lain sewaktu dulu melecehkan pak Sosro membangun bisnis teh dalam kemasan menyangka pasarnya akan semenarik ini?
Saya rasa : TIDAK!
Baru-baru ini juga ramai dibicarakan
sosok Rangga Umara yang merupakan seorang pengusaha muda pendiri Pecel
Lele “Lela”. Yaitu sebuah rumah makan franchise yang khusus menyajikan berbagai macam menu dengan bahan dasar lele. Dia berhasil mengubah image makanan pinggir jalan, pecel lele, menjadi makanan restoran!
Mungkin Anda yang membaca bagian ini
berpendapat bahwa nama Pecel Lele “Lela” belum bisa disandingkan dengan
nama besar Teh Botol “Sosro”, tetapi intinya sama saja : mereka memulai
dari sesuatu yang “disepelekan” oleh orang lain. Sosro dengan “teh” nya
dan Rangga dengan “lele” nya!
Oleh karena itu, Anda harus menilainya
ide secara objektif dan dengan visi yang besar. Jangan terburu-buru
menganggapnya “sepele”!
Bagaimana caranya?
Mulailah untuk membentuk suatu “Komite
Ide” yang anggotanya terdiri dari beberapa teman dekat atau
bagian-bagian dalam bisnis Anda. Mereka harus termasuk orang yang
berfikir kritis dan kreatif!
Kemudian kumpulkan ide dari semua anggota
dan kelompok ke dalam tiga jenis, yaitu ide buruk, ide baik dan ide
super! Ide buruk adalah termasuk ide yang hanya sekedar mencontek atau
mengikuti trend semata. Sedangkan, ide baik bisa merupakan ide
yang dibangun atas pertimbangan ekonomi, sosial, teknologi, lingkungan
atau politik yang sedang dan akan berkembang. Dan ide super adalah ide
yang kreatif, inovatif dan solutif!
Ide-ide yang tampaknya super kemudian
diserahkan pada anggota komite untuk dikaji dan kemudian minta mereka
untuk segera melaporkan hasil kajiannya. Apabila laporannya positif,
maka segerakan untuk mengembangkannya! (DZR)
Sumber : http://www.marketing.co.id/blog/2012/09/13/pasar-ide/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar