Mending Tabungan Pendidikan atau Asuransi Pendidikan....?
T:
Saya
ingin menyiapkan dana pendidikan untuk masa depan putri saya, karena
dia bercita-cita menjadi dokter. Yang saya tanyakan, lebih baik ikut
Tabungan Pendidikan atau Asuransi Pendidikan? Saya juga mohon penjelasan
mengenai perbedaan dari kedua investasi tersebut. Terima kasih.
(Widi, 31)
J:
Tabungan
adalah produk untuk menabung yang dapat menjaga keutuhan modal awal.
Namun, tentu saja imbal hasilnya pasti tidak tinggi. Asuransi merupakan
produk proteksi untuk melindungi keuangan keluarga apabila kepala
keluarga yang menjadi sumber penghasilan meninggal dunia, atau menderita
cacat total tetap permanen. Sehingga, jelas, tabungan untuk menabung,
dan asuransi untuk proteksi.
Nah, asuransi pendidikan pada dasarnya adalah kombinasi produk asuransi jiwa berjangka (
term-life)
plus tabungan. Fitur utama sebetulnya asuransi jiwa yang akan
membayarkan uang pertanggungan apabila si tertanggung meninggal dunia
sebelum si anak masuk universitas. Fitur tambahannya adalah memaksa Anda
untuk menabung.
Dari saldo tabungan yang terhimpun, perusahaan
asuransi akan mengeluarkan sejumlah uang pada saat anak masuk SD, masuk
SMP, masuk SMA, dan masuk universitas. Sehingga, jika Anda tidak
meninggal dunia hingga polis berakhir, anak hanya mendapatkan porsi
tabungan dalam bentuk pembayaran yang dijanjikan tersebut plus bonus
bila ada.
Tabungan pendidikan adalah produk tabungan berjangka
yang biasanya berdurasi dua tahun ke atas, di mana Anda harus
menyetorkan dana setiap bulan hingga jatuh tempo. Biasanya ditambahkan
manfaat fitur asuransi jiwa, jadi tabungan akan terus tersetor meskipun
orangtua meninggal dunia.
Berdasarkan
hasil riset yang dilakukan oleh ZAPFIN Research Division, rata-rata
kenaikan biaya pendidikan di Indonesia mencapai 15 persen per tahun.
Dengan angka ini, rasanya akan sulit jika Anda harus menyiapkan dana
pendidikan anak jangka panjang dengan menabung di Tabungan Pendidikan
yang hanya memberikan hasil sekitar 6 persen per tahun, dan juga
asuransi pendidikan yang sebetulnya berfungsi untuk proteksi.
Anda
butuh berinvestasi untuk mempersiapkan dana pendidikan jangka panjang.
Produk investasi seperti reksadana, adalah produk untuk melipatgandakan
modal awal Anda dengan lebih cepat karena bisa memberikan potensi hasil
hingga 20 persen per tahun. Namun, tentu saja resikonya bisa jadi nilai
investasi menurun pada suatu periode.
Tips mempersiapkan dana pendidikan
1.
Tentukan sekolah mana yang ingin dituju, hitung kebutuhan biaya saat
ini. Lakukan riset atau tanyakan kepada perencana keuangan mengenai hal
ini. Lalu, hitung kebutuhan biaya nanti dengan memasukkan inflasi
sebesar 10 - 15 persen per tahun. Anda bisa menggunakan fitur bantuan
kalkulator Dana Pendidikan di www.zapfinance.co.id untuk menghitung.
2.
Periksa kembali tabungan atau investasi yang sudah Anda persiapkan.
Jika dananya belum cukup atau bahkan belum ada sama sekali, sekaranglah
saatnya untuk mempersiapkan.
3. Sesuaikan produk keuangan yang
dipilih dengan jangka waktu kebutuhannya. Masing-masing produk keuangan
memiliki karakter dan fungsi yang berbeda. Misalnya, produk reksadana
saham bisa digunakan untuk memenuhi tujuan dana kuliah anak yang jangka
waktunya masih lebih dari 10 tahun dari sekarang, tapi produk ini tidak
sesuai untuk memenuhi dana pendidikan jangka pendek untuk anak yang akan
kuliah 3 tahun lagi.
4. Beli proteksi asuransi jiwa murni, yang
akan memberikan jaminan apabila kepala keluarga meninggal dunia dan
tidak dapat meneruskan investasi.